Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi perkembangan teknologi
informasi dan internet yang sangat pesat yang mendorong terjadinya
revolusi industri 4.0. Perkembangan teknologi ini tidak hanya sekadar
membuka interaksi secara luas namun juga mendisrupsi berbagai bidang
kehidupan manusia. Fenomena disrupsi memberikan dampak perubahan
yang besar dalam berbagai bidang. Disrupsi tidak hanya mengubah
bisnis, tapi fundamental bisnisnya. Mulai dari struktur biaya sampai ke
budaya, dan bahkan ideologi dari sebuah industri. Paradigma bisnis pun
bergeser dari penekanan owning menjadi sharing (kolaborasi). Contoh
nyata adalah hadirnya Go-jek, perusahaan berbasis teknologi infrmasi
yang memberikan layanan transportasi umum roda dua di awal
berdirinya, telah mampu mengubah bisnis transportasi di Indonesia
secara signifikan. Bahkan kehadiran perusahaan ini juga mengancam
eksistensi bisnis taksi konvensional. Selain itu juga adanya perpindahan
bisnis retail (toko fisik) ke dalam e-commerce yang menawarkan
kemudahan dalam berbelanja, cukup memberikan dampak bagi industri
retail di Indonesia.