Diplomasi parlemen belum banyak dikenal dan terpublikasi secara luas di
masyarakat, termasuk di kalangan peminat studi hubungan internasional
hingga dewasa ini. Bahkan, di kalangan mereka yang meniti karir di dunia
diplomasi secara formal selama ini, yakni Kementerian Luar Negeri.
Mereka juga masih canggung mengakui secara terbuka dan belum
terbiasa menggunakan terminologi “diplomasi parlemen,” sebagai bagian
dari aktivitas diplomasi yang berlangsung selama ini, secara resmi
maupun tidak resmi, yang dipertunjukan di meja-meja perundingan
maupun di luar itu. Dengan kata lain, diplomat di negeri berkembang
tampaknya belum (dapat) mengakui secara jujur peran dan kegiatan
anggota parlemen (DPR) yang turut berkontribusi dalam pencapaian
tujuan nasional setiap negara dalam aktivitas hubungan internasional
pada umumnya, yang turut berkontribusi pada pencapaian kesejahteraan
dan upaya menciptakan dan menjaga perdamaian dan stabilitas
keamanan dunia sejak dulu hingga dewasa ini.